Kamis, 05 Mei 2011

Pentingnya "Akhlaq/Sikap yang baik"

Kalau dahulu saat saya masih duduk sebagai siswa sekolah dari SD ( MI ), SMP (MTs), bahkan sampai SMA (MA) pelajaran akhlak/budi pekerti menjadi prioritas utama dalam belajar karena sangat menunjang keberhasilan di masa depan. Saat kelas 2 SD, saya belajar Mata Pelajaran "Akhlaq" yang materinya berbahasa Arab dimana siswa diminta menghafal sekaligus menterjemahkan arti yang terkandung dari setiap kalimat yang ada. Ada juga pelajaran "Tauhid" berisi tentang materi penekanan Aqidah (Dasar-dasar Keagamaan) dan materi umum yang lain yang berkaitan dengan masalah-masalah yang meninitik beratkan kepada pembentukan akhlak/sikap.
Dengan demikian, tidaka ada siswa yang belajar tidak serius di sekolah. Bayangkan dengan situasi sekarang, sikap hormat seorang siswa hanya disimbolkan dengan mencium tangan guru, tidak dengan menghormati secara tulus. Contohny yang paling nyata adalah saat guru mengajar, dimana siswa banyak yang mengobrol, bercanda, dan ngerumpi.
Aneh memang, padahal ketika ditanya guru tentang materi yang baru saja dijelaskan, mereka jarang yang faham, bahkan tidak mengerti sama sekali. sungguh fakta yanga sangat memilukan semoga saja tidak memalukan. Di saat di tempat lain siswa sudah banyak yang berlomba-lomba meraih prestasi tertinggi dalam belajar.  Ini semua adalah buah dari tidak adanya Akhlaq yang tumbuh dalam lubuk hati mereka, karena guru tidak begitu dihormati atau dikagumi tapi cuma sebagai orang biasa yang tidak ada apa-apanya, tidak juga jarang juga ada orang tua siswa yang berani protes dengan cara-cara yang kurang sopan dengan berbicara kepada guru yang mengajar anaknya dengan perkataan yang kurang elegan bahkan terkesan kasar. Semoga selalu ada masa perubahan terhadap situasi ini. Oleh kerana itu, di bawah ini akan ditulis, sedikit Tulisan yang moga saja bisa menambah wacana kita sekaligus sadar akan pentingnya akhlak dalam keseharian.Semoga ALLAH selalu memberi qt Hidayah.

Bagian 1
Krisis Moral Dikalangan Pelajar Kian Mengkhawatirkan (Diambil dari sebuah sumber)
Berbagai kasus peyimpangan prilaku dikalangan remaja dan pelajar di Kota Tanjungpinang sudah sangat memprihatinkan, mulai pergaulan bebas, pesta minuman keras dan pemakaian obat terlang, ngelem, tawuran sesama pelajar, serta balapan liar. Hal ini sudah waktunya ditangani secara serius tidak hanya pihak sekolah. Melainkan orang tua dan seluruh elemen masyarakat, termasuk pihak kepolisian.   Kasus-kasus kenakalan para pelajar ini, terus saja bergulir, seakan mereka bebas berbuat tanpa rasa takut. Padahal pihak sekolah sendiri sudah banyak upaya dilakukan, hingga kerjasama dengan pihak kepolian serta mendatangkan ustadz untuk memperkuat mentalitas mereka. Namun semua upaya dilakukan sekolah itu, sedikitpun tak membekas pada mereka, nyatanya kasus-kasus kenakalan pelajar ini hampir saban hari muncul di media.

Peran orang tua dalam hal ini memang sangat dibutuhkan untuk kerjasama dengan pihak sekolah. Karena yang paling banyak berperan dan berintraksi dengan para pelajar ini adalah orang tua itu sendiri, bila sekolah hanya sebatas pada jam sekolah saja. Bila ini tidak segera ditangani, di khawatirkan akan terjadi krisis moral di kalangan pelajar di Kota Tanjungpinang ini. Karena mereka (para pelajar,red) ini, merupakan masa depan generasi penerus bangsa yang diharapkan dapat membangun Kota Tanjungpinang ini menjadi maju dan berkembang.

Kemerosotan moral para pelajar ini diakui aktifis pemuda Kota Tanjungpinang, Rumono. Malah ia sangat menyayangkan sikap atas sejumlah pelajar yang akhir-akhir ini bebas berkeliaran melakukan aksinya seperti bolos pada jam belajar lebih asik nongkrong di warnet dan cape sambil merokok dan minum-minum, malah rtak sedikit pesta narkoba dan lain sebagainya.

Meskipun pihak sekolah mulai melakukan perbaikan dan pembenahan karakter kepada pelajar, namun kata dia, tak ada pengaruhnya malah akhir-akhir ini moralitas pelajar bukannya meningkat, melainkan sebaliknya menurun.

"Belakangan ini sering ditemukan siswa yang bolos sekolah dan kedapatan merokok saat jam belajar. Mereka kebanyakan lagi asyik nongkrong di warung-warung kopi di pinggiran jalanan Kota Tanjungpinang," ujar Rumono, menjawab Haluan Kepri, Rabu (22/12).

Malah kata dia, tak sedikit juga pelajar yang tertangkap basah oleh pihak Kepolisian dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Tanjungpinang sedang asaik  berpacaran di warung internet, mengakeses film-film porno, ngelem dan melakukan akasi ugal-ugalan di jalan raya tanpa menghiraukan faktor keamanan yang akhirnya bisa menyebabkan kecelakaan.

Menurutnya, pelajar merupakan generasi muda yang diharapkan akan melanjutkan masa depan Kota Tanjungpinang khususnya dan Negara pada umumnya. Bila hal ini dibiarkan berlarut-larut, maka akhlak para pelajar di Kota Tanjungpinang semakian hari akan semakin menurun dan tentunya juga masa depan mereka akan menjadi hancur.

Disarankan dia, semua pihak harus peduli dan ikut dalam memperbaiki akhlak para pelajar ini, bukan saja pihak guru disekolah dan orang tua. Namun masyarakat juga harus bersama-sama perperan aktif membantu dan membina pelajar supaya berkelakuan baik, sopan dan hormat kepada siapapun," jelas Rumono.

Dikatakan, banyak cara yang bisa digunakan dalam melakukan pembinaan terhadap para pelajar, misalnya dengan memberikan siraman rohani baik di sekolah maupun dirumah dengan sistim penyadaran. Tujuannya agar para pelajar benar-benar memahami mana yang harus dilakukan dan mana yang tidak boleh. Namun yang terpenting katanya orang tua harus turut andil dalam memberikan pengajaran yang bermnanfaat dan sekaligus memperbaiki akhlak pelajar, karena orang tua yang lebih mengerti masalah yang dimiliki anaknya.

"Baik buruknya moralitas pelajar semua berpulang kepada kita dan mari saatnya bersama-sama kita peduli dan membantu anak didik untuk berbuat yang lebih baik lagi," ajak Rumono.

Sementara itu Kepala Sekolah SMA 3, Elfizah, mengatakan, bila di sekolah siswa hanya bisa diberikan pelajaran bimbingan rohani dan pembinaan lain melalui konseling yang diberikan oleh guru bidang studi yang bersangkutan. Namun imbuhnya waktu yang digunakan dalam membimbing para pelajar tadi tentulah tidak mencukupi dan selebihnya adalah lingkungan rumah merupakan yang terbaik dalam membenahi dan memperbaiki akhlak para pelajar.

"Sekolah hanya bisa memberikan pengajaran untuk mengejar target kelulusan Ujian Nasional dan ujian lainnya, selain itu, pembinaan budi pekerti dan akhlak juga tetap dilakukan, namun waktunya sangat terbatas," katanya.

Namun jelas dia, lingkungan keluarga dan masyarakat yang berperan dalam menberikan bimbingan kepada para siswa tadi, sehingga hasilnya menjadi pelajar yang berakhlak mulia dan taat kepada orang tua dan guru.


Bagian 2

KESANTUNAN dalam konteks remaja bermakna sifat dan pekerti yang tinggi, berbudi bahasa dan tabiat beradab. Kesantunan tidak sahaja merupakan cerminan budaya timur tetapi anjuran Islam. Kesantunan menjadikan remaja mempunyai rasa tertib yang tinggi dan berhemah dalam melakukan sesuatu. Kesantunan adalah cerminan watak yang boleh dijadikan sumber ikutan juga teladan. Kesantunan juga menjadikan remaja bangsa beradab dan mampu membina budaya tinggi iaitu tamadun.
Dibangkitkan isu kesantunan ini kerana terdapat sebilangan remaja yang hilang pedoman, akhlak dan integriti diri.
Jiwa mereka kosong dengan kefahaman sejarah dan budaya serta lompong dengan ilmu agama dan keinsafan diri.
Lalu budaya popular daripada acuan Barat dijadikan sandaran maju dan moden. Sikap berpoya-poya, rasa hilang malu dan adab, melanggar tertib dan peraturan, hilang malu dan sopan menjadi sebahagian yang melatari watak remaja.
Remaja seperti ini mudah cair dengan pengaruh negatif dari Barat.
Remaja seperti ini hanya memikirkan kepentingan diri dan bukan kepentingan orang lain. Selalunya mereka tidak ada rasa syukur kepada Allah dan berterima kasih kepada nikmat kehidupan yang diperolehi.
Kesantunan Terhadap Ilmu
Kesantunan bermula dengan menyantuni ilmu-ilmu yang bermanfaat supaya pematangan akal dan pemerkasaan diri berlaku dengan baik. Ilmu yang bermanfaat umpamanya boleh didapati dalam khazanah tamadun Islam.
Pada masa sama, ilmu-ilmu berbanding yang bermanfaat dari Barat dan Timur harus juga dicari. Menyantuni khazanah Islam dan faktor-faktor di luar lingkungan adalah amat penting supaya konsep ilman nafi’a (ilmu-ilmu yang bermanfaat) dapat disuburkan dalam kehidupan.
Kelompok remaja seharusnya menjadikan ilmu Islam dan ilmu berbanding sebagai faktor penting dalam menentukan kejayaan pembangunan dan kemajuan.
Faktor globalisasi yang sedang mendatangi umat Islam kini menuntut persiapan yang rapi di kalangan remaja untuk menguasai ilmu pengetahuan yang pelbagai supaya nantinya umat Islam tidak hanya menjadi pengguna kepada modal orang lain tetapi harus menjadi penyumbang kepada kekuatan tamadun manusia.
Keduanya, kesantunan harus terhubung dengan memiliki kekuatan akhlak dan jati diri. Dengan kekuatan akhlak, para remaja tidak mudah cair dengan pengaruh budaya luar yang negatif.
Memiliki jati diri yang Islami boleh menjadikan para remaja orang-orang yang berprinsip di samping memiliki wibawa diri yang dihormati. Isu yang berbangkit kini ialah ramai di kalangan remaja islam sedang terjebak dalam kemelut akhlak yang mencemaskan, sedangkan kelemahan umat Islam di mana-mana memerlukan keterampilan generasi muda yang berpotensi untuk melakukan perubahan.
Ramai yang berpendapat bahawa memiliki peribadi yang baik dan kesantunan yang tinggi merendahkan sifat berani dalam diri.
Sering sahaja mereka diperkecilkan dan dianggap tidak berani menyaingi orang lain walaupun mempunyai tahap ilmu yang tinggi.
Tanggapan itu salah kerana keteguhan akhlak dalam watak dan tingkah laku menjadi prasyarat penting untuk menentukan warisan masa depan negara berada di tangan orang-orang yang berintegriti. Dengan ilmu dan akhlak yang mulia, potensi remaja akan lebih terserlah dan keberanian menegakkan sesuatu yang benar disertai dengan ilmu yang terarah dan bermanfaat.
Perkara ketiga dalam proses penyantunan ialah keupayaan remaja melatih diri supaya mempunyai upaya berfikir dan cara pendekatan yang strategik.
Strategik dalam erti kata para remaja harus mampu mengimbangi antara idealisme dan realiti. Idealisme dalam hidup remaja adalah sesuatu yang amat penting.
Idealisme tanpa menyantuni realiti akan mewujudkan keadaan yang tidak seimbang. Idealisme cuba melihat sesuatu dalam keadaan serba sempurna tetapi realiti masyarakat tidaklah sepenuhnya sempurna.
Oleh itu antara visi dan misi (idealisme) bagi mencapai sesuatu matlamat dalam perjuangan hidup harus mengambil kira faktor ilmu, upaya guna tenaga, alat-alat bantu, kekuatan teknologi supaya pendekatan yang diambil menjadi seimbang. Kalau tidak, para remaja hanya seronok dengan pendekatan pidato-pidato, reaktif terhadap isu tetapi pro-aktif menyantuni penyelesaian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar